ILLUMINAE #1 : Kisah Perang Antar-Pesawat Antariksa Dan Serangan Virus Aneh
ILLUMINAE #1 : Kisah Perang Antar-Pesawat Antariksa Dan Serangan Virus Aneh
Awalnya saya merasa ragu untuk mulai membaca buku ILLUMINAE yang ditulis oleh Ammie Kaufman dan Jay Kristoff. Meski saya pernah membaca karya Kristoff yang berjudul Nevernight dan saya menyukai bagaimana cara dia membuat tokoh-tokohnya tampak menakjubkan juga menyebalkan di saat yang sama. Juga cara dirinya menyeritakan cerita yang mengalir dengan detil yang cukup untuk membangun imajinasi.
Kenyataan itu sempat membuat saya ragu, tapi berakhir penasaran hingga akhirnya memutuskan untuk membacanya. Pada awalnya, karena faktor keraguan, apakah saya mampu menyelesaikannya atau tidak. Terlebih saya tengah terkena sindrom Reading-Slump yang membuat saya terlalu takut untuk memulai. Dan akhirnya hari Sabtu (13 Januari 2018) kemarin, saya menyempatkan diri membaca beberapa halaman.
Itu pun tidak langsung beranjak dari beberapa lembar pertama. Kemudian hari Minggu, saya mulai mencoba membacanya. Dan, tanpa saya sadari, akhirnya saya bisa menyelesaikannya tepat jam 10 malam. Setelah seharian bertualang di antariksa bersama beberapa pesawat dengan orang-orang yang cukup gila untuk mencongkel mata siapa saja yang menatapnya. Setidaknya perjuangan saya akhirnya tidak sia-sia.
Kartu Tanda Buku
Judul : ILLUMINAE
Penulis : Jay Kristoff & Amie Kaufman
Halaman : 576
Cetakan pertama, November 2017
Penerjemah : Brigida Ruri
Versi : Buku
Bahasa : Indonesia
Terbitan : Penerbit Spring
Rating : 4.5 / 5
ISBN : 978.602.6682.09.3
Hari Ketika Kady Dan Ezra Putus Adalah Hari Dimana Koloni Kerenza Terbunuh
Sepasang mantan kekasih ini diwawancarai secara terpisah, namun rekaman percakapannya tersusun bergantian antara Kady Grant dan Ezra Mason, seolah keduanya saling sahut-menyahut dalam menjawab pertanyaan. Dengan kisah yang sama karena keduanya berada di lokasi dalam waktu yang sama. Bahkan Kady sempat menyelamatkan Ezra hingga keduanya akhirnya terpisah, Katy Grant di pesawat antariksa Hypatia dan Ezra di pesawat utama antariksa Alexander.
Pada hari ketika Ezra dan Kady baru saja bertengkar dan memutuskan hubungan, sebuah pesawat terbang dekat di atas mereka. Tidak lama setelahnya terdengar bunyi gemuruh dan ledakan dari arah pertambangan ilegal yang memang sudah dijalani selama bertahun-tahun. Lokasi koloni Kerenza ini memang ilegal, namun kondisi ini seolah sudah diketahui oleh banyak orang, seperti bukan rahasia yang umum.
Dikutip dari Unipedia bahwasannya Pertempuran Kerenza IV adalah pembukaan serangan bertubi-tubi yang sedang berlangsung dalam Perang Korporasi Bintang yang herannya tidak terlaporkan. Pertempuran ini diprakarsai oleh Beitech Industries dan menargetkan operasi tambang hermium ilegal yang dimiliki oleh Wallace/Ulyanov Consortium. Pesawat United Terran Authority, Alexander menjawab panggilan darurat WUC, sehingga ada pertempuran tiga arah antara Beitech, WUC dan pasukan UTA [23].
Source : Google Image |
Karena sudah tertangkap basah oleh UTA, armada Beitech mengambil keputusam mengejutkan untuk menyerang pesawat Alexander dengan harapan menghilangkan saksi. Sebaliknya, Alexander menyebabkan kerusakan parah terhadap Peron Portal Bergerak Magellan, menghancurkan jalan keluar BeiTech. Saat armada BeiTech bertempur melawan Alexander, beberapa pesawat shuttle mengangkut warga-warga sipil dari pemukiman mereka yang hancur. Laporan penggunaan senjata biologis yang tak dikenal masih dikonfirmasi [25].
Jadi, seolah-olah keputusan Kady untuk berpisah dengan Ezra merupakan hal yang membuat dunia berguncang. Apalagi keduanya menyaksikan ketika pesawat BeiTech meledakkan tambang hingga muncul awan hitam yang sangat pekat yang membuat mereka ketakutan. Belum lagi, banyak orang-orang yang berusaha menyelamatkan diri mereka, sambil merebut mobil-mobil yang sedang dikendarai. Planet Kerenza menjadi kacau balau keadaannya. Sementara itu, Kady dan Ezra mau tidak mau saling membantu demi menyelamatkan nyawa mereka.
Meski Ezra sempat bersikukuh untuk menetap di Kerenza dan mencari ayahnya. Namun, Kady memaksanya untuk ikut menyelamatkan diri dari bahasa BeiTech. Banyak orang yang mereka sayangi menghadapi ajal saat BeiTech menyerang. Bahkan, Kady masih mengingat beberapa orang yang dikenalnya akhirnya meninggal sewaktu kekisruhan terjadi.
Source : Google Image |
Ketika Ezra dan beberapa anggota timnya diwajibkan untuk mengejar BeiTech, namun ternyata menjadi saksi mata pesawat Copernicus tertembak dan sebagian tubuhnya meledak, mereka semua kebingungan. Bukan hanya itu, setelah ledakan yang terjadi di pesawat Copernicus, aliran komunikasi di Alexander diputus. Bahkan demi keamanan, komandan Alexander menyalakan frekuensi darurat untuk keperluan komunikasi dengan pesawat Hypatia yang sayangnya, semua kru dalam pesawat tersebut tidak memiliki banyak informasi.
Perang Antar Pesawat Antariksa Di Angkasa Luas
Setelah memastikan bahwa planet Kerenza dan koloni serta penambangan ilegalnya hancur. BeiTech memutuskan untuk mengejar pesawat Alexander dan pesawat lainnya demi menghilangkan jejak dan bukti penghancuran yang mereka lakukan. Pesawat BeiTech yang bernama Lincoln juga tidak mampu kembali melalui portal, karena baru saja dirusak oleh Alexander.
Sementara itu, baik Alexander, Hypatia dan Copernicus, berniat untuk menggunakan satu-satunya portal terdekat yaitu Portal Heimdall. Sayangnya, karena baku tembak dan kelebihan beban penumpang, pesawat mereka membutuhkan bahan bakar yang lebih. Karena itu, kecepatan mereka tidak bisa secepat biasanya, bahkan mereka harus menjaga agar tidak masuk ke dalam jarak kritis dimana Lincoln bisa dengan mudah menembak mereka.
Adegan ini mengingatkan saya dalam film Star Trek, disaat Enterprise berhadapan dengan pesawat kaptennya di jarak yang tidak aman. Hampir sama seperti itu, sehingga mudah bagi saya membayangkan seperti apa posisi mereka dalam imajinasi saya. Jarak aman ini juga sudah diperhitungkan oleh Lincoln melalui sistem pendeteksinya. Kalian akan ditunjukkan dalam layar yang tertera berapa jam lagi pesawat Lincoln akan berhasil meledakkan Alexander.
Lincoln muncul lagi di teleskop jarak jauhku hampir delapan jam lalu. Kita sedang melaju dengan mesin sekunder. Lincoln akan berada dalam jangkauan senjata lagi kurang dari 24 jam. Aku tidak bisa beralasan dengan Zhang. Dia gila. Tetapi kau tidak... Kau bisa mendengarkan logika. ~ Hal 400
Virus Keanehan Dan Kegilaan Yang Merajalela
Saya bisa melihat mereka. Berlumuran darah. Mata liar dan pucat. Tiga pria dan satu wanita, mengerumuni seorang gadis kecil, tidak lebih dari sembilan atau sepuluh tahun. Gadis kecil itu menjerit, memohon. Seorang pria gemuk duduk di atas dadanya, membuatnya sesak napas. Tiga orang lain berdiri mengelilinginya, balok besi dan pipa kunci pas di tangan, dihiasi darah sampai ke siku. ~ Hal 163
Ada hal aneh yang terjadi pada para penumpang yang berasal dari pesawat Copernicus. Mereka menjadi sosok manusia yang, entah bagaimana menjelaskannya, lekas mengamuk ketika seseorang melihat mereka.
Source : Google Image |
Penularan keanehan ini sangat cepat, melalui udara. Sebelumnya, para penderita akan mendadak seperti menderita kelumpuhan, katatonia, yang setelah itu mendadak menjadi lebih agresif serta membunuh dan mencongkel mata orang-orang yang mereka incar. Kebanyakan masih memiliki memori yang tersimpan dalam ingatan mereka.
Kondisi ini memperparah misi penyelamatan mereka dari Lincoln. Karena selain mengatur jarak agar aman, memastikan supaya semua mesin berfungsi dengan baik agar tidak kehabisan bahan bakar, serta mencoba meretas sistem Lincoln. Dan mereka harus berpikir tentang virus Phobos yang mengerikan ini. Semua menjadi demikian bertumpuk, masalah yang satu demi satu terus meninggi dan menjadikan beban bagi para kru lainnya.
Saya merasakan tiga klimaks selama mengikuti cerita perjuangan para awak Alexander dan Hypatia ini. Pertama, saat Kady memutuskan untuk meretas akun lain demi bisa berkomunikasi dengan Ezra yang berbeda pesawat dengannya. Kedua, saat para penderita Phobos berhadapan dengan kru. Ketiga, ketika Kady harus menyelamatkan satu-satunya yang tersisa dari kejaran Lincoln.
BLOGTOUR ILLUMINAE
Siapa yang berminat ingin membaca novel ini?? Kalau ingin baca novel ini, jangan lupa untuk mengunjungi blog-blog di bawah ini demi mendapatkan kata kunci, yang nantinya bisa kalian gunakan pada Giveaway yang diadakan di akun instagram @penerbitspring.
Ingin ikutan? Simak syaratnya di sini :
1. Wajib mengikuti Instagram dan Twitter @PenerbitSpring dan @PenerbitHaru
2. Memiliki alamat pengiriman hadiah di Indonesia.
3. Wajib membagikan postingan giveaway ini di media sosial kamu dengan mencolek Penerbit Spring. Sertakan juga tagar #blogtourIlluminae.
4. Mengikuti seluruh postingan ulasan novel Illuminae yang berlangsung di kelima blog berikut ini
Sharie, 19 Januari 2018
Link Blog: https://romanitamore.blogspot.co.id/
Wiwi Widiani20 Januari 2018
Link Blog: https://deebacalah.blogspot.com/
Dion Yulianto, 21 Januari 2018
Link Blog: https://dionyulianto.blogspot.co.id/
Ipeh Alena, 22 Januari 2018
Link Blog : https://bacaanipeh.web.id
Abduraafi Andrian, 23 Januari 2018
Link Blog: https://bibliough.com/
5. Tulis di komentar postingan ini nama dan akun IG kamu untuk mempermudah pendataan.
6. Simpan baik-baik jawaban dari pertanyaan yang akan menjadi satu dari lima kata kunci blogtour final di IG Penerbit Spring.
"Apa nama pesawat tempat Kady Grant berada?"
Jangan lupa untuk mengumpulkan jawaban dari seluruh blog yang mengadakan Blogtour di atas untuk diikut-sertakan dalam Final Giveaway di akun instagram @penerbitspring pada tanggal 25 sampai 28 Januari 2018.
Kesimpulan
Semua itu terasa menegangkan dan cukup membuat saya penasaran, jika diangkat ke dalam layar lebar. Siapa yang cocok menjadi sosok Kady? Kalau menurut saya Britt Robertson cocok memerankan Kady, karena penampilannya saat di film Tomorrow Land dan Space Between Us cukup menarik, karena aktingnya yang keren.
Sayangnya, di balik kekerenan itu, saya sempat merasa kesal dengan Kristoff dan Kaufman yang membuat saya seperti orang bodoh. Untuk apa saya merasa terharu dan hendak menangis untuk hal yang sia-sia? HUWAH!! Rasanya bikin kesal, karena plot twistnya benar-benar menipu.
Jika kalian membaca beberapa pendapat pembaca lain di Goodreads tentang betapa buku ini membuat mereka tak sanggup untuk menyelesaikannya. Saya tekankan satu hal : Buku ini memang tidak dikemas seperti buku cerita atau novel pada umumnya. Buku ini dikisahkan melalui kumpulan dokumen seperti : Surat rahasia, transkrip percakapan, transkrip rekaman, transkrip percakapan, hingga kode-kode dalam bentuk laporan data inti dari Aidan.
Jangan cemas jika awal-awalnya kalian merasa aneh untuk melanjutkan petualangan. Karena sebenarnya, novel ini memang membutuhkan kejelian serta rasa ingin tahu yang harus dijaga dan dicari jawabannya dalam setiap berkas-berkas tersebut, layaknya ujian yang membolehkan siswanya open book, tapi si siswa ini tidak masih belum tahu dimana letak jawabannya. Jika itu terjadi, jangan risau, teruskan saja membacanya, nikmati bagaimana Kristoff memainkan imajinasi dalam bentuk petualangan perang antar pesawat di angkasa luar.
Jikalau saya dibolehkan untuk mengeluh, satu-satunya keluhan saya adalah percakapan antara Ezra dan Kady! Kenapa sih, di saat yang menegangkan, bahkan mereka bisa saling rayu dan membahas hal-hal yang enggak penting? Sampai-sampai bertengkar hanya karena masa lalu dan membahas topik yang membuat mereka kembali harus saling merayu satu sama lain. Rasanya, gregetan gitu. Saat saya tengah tegang karena berhadapan dengan penderita dan percakapan mereka kemudian menjadi hal yang membuat saya bete bukan main.
Dan keluhan ini setidaknya terbayar oleh plot twist yang sudah saya jelaskan tadi. Yang tidak terduga dan membuat saya merasa menyesal sudah terharu sedemikian rupa. Kemudian memutuskan untuk menjaga rasa penasaran saya demi membaca Gemina. Apalagi, konon kabarnya, buku ketiganya akan segera terbit! Sungguh, bukan main cepatnya waktu berlalu! [Ipeh Alena]